Assalamu'alaikum wr. wb.
Bali. Ya, seperti pada judul posting kali ini, kami akan sedikit berbagi pengalaman selama beberapa saat di pulau Dewata yang tetap menarik untuk dikunjungi, setelah sekian lama, bahkan akan terus untuk selamanya.
Kami sekeluarga, akhirnya bisa mendapatkan waktu yang tepat untuk mulai perjalanan ke pulau Bali, setelah sekian lama berwacana. Kebetulan akhir tahun, dan masih saat libur sekolah. Kami melakukan perjalanan darat mulai 29 Desember 2023, sampai kembali ke Semarang tanggal 2 Januari 2024.
Sebenarnya, ini adalah kunjungan saya yang ke-empat ke pulau Bali. Yang pertama sekitar tahun 1997, waktu piknik SMA, kemudian yang kedua sekitar tahun 1999, bertajuk KKL, yang terpaksa dihentikan di tengah - tengah wisata, karena ada salah satu rekan kami yang berpulang saat berada di pantai Kuta.
Yang ketiga adalah saat kami, 4 keluarga founder sebuah CV, pergi bersama - sama ke pulau Bali, sekitar tahun 2010. Yang keempat ini, kami sekeluarga ikut rombongan tour W****** bersama peserta lainnya, se-Joglosemar.
Perjalanan hari pertama dimulai dengan penjemputan di titik kumpul, makan dan rehat di resto, menyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk.
Hari kedua, setelah rehat di resto, langsung menuju ke Pura Tanah Lot.
Kemudian, perjalanan menuju ke pusat oleh - oleh Krisna, untuk makan siang dan pemanasan beli oleh - oleh. #eh
Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Desa Adat Penglipuran.
Hari ketiga, 31 Desember 2023, perjalanan menuju ke Garuda Wisnu Kencana di Ungasan.
Di sini, kita disuguhi dengan kisah Garuda Wisnu Kencana, patung - patung Rama, Shinta, Tirta Amerta, dan patung Garuda Wisnu Kencana yang sangat besar.
Kemudian kami menuju ke Amphitheater, dimana kami disuguhi pertunjukan kesenian bali, terutama gamelan dan tari.
Pertunjukan di Amphitheater dimulai pukul 11.00 WITA, dimulai dari penataan alat musik gamelan, dan pemunculan para pemainnya. Kebetulan posisi kami duduk tepat di barisan paling depan, dan tepat di tengah - tengah panggung.
Pertunjukan dimulai dengan Tari Sekar Jepun, Tari Kebyar Duduk dan terakhir Tari Topeng Kenyum Manis. Saat pertunjukan tari Kebyar Duduk, salah satu penari mengajak Fara untuk ikut menari di atas panggung.
Kami sangat antusias dengan kejutan ini. Tampak walaupun tidak tahu gerakan tariannya, Fara mencoba mengikuti tariannya.
Setelah dari GWK, perjalanan dilanjutkan ke Tanjung Benoa dan Pantai Melasti. Sore harinya, kembali pusat oleh - oleh, kali ini Cening Bagus, menjadi sasaran belanja.
Malam hari menjadi acara bebas bagi peserta tour, yang akan menikmati malam hari sekaligus pergantian tahun 2023/2024 di kota Denpasar. Kami cukup menikmati pergantian tahun dengan beristirahat dan menikmati pesta kembang api dari balkon kamar hotel.
Hari keempat, setelah mampir ke pusat oleh - oleh Teman Joger, perjalanan menuju ke Danau Bedugul. Konon cerita, kata Bedugul berasal dari asimilasi kata bedug (islam) dan kulkul (hindu). Yang mana keduanya merupakan sarana komunikasi sebagai penanda waktu sholat (bedug) atau bila ada peristiwa yang terjadi di masyarakat (kulkul).
Tak terasa kamipun harus mulai meneruskan perjalanan, untuk kembali ke Semarang.
Alhamdulillah liburan dan wisata kami sekeluarga berjalan dengan lancar, dan memberikan kesan yang menyenangkan.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar